☁️ Makalah Rasm Al Qur An

Al-Qur'an dan Al-Hadist adalah pedoman manusia khususnya Ummat Muslim yang telah ditinggalkan oleh Rasullullah saw kepada seluruh ummatnya. Al-Qur'an merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. sebagai pedoman bagi ummat manusia dalam menata kehidupannya, agar memperoleh kebahagiaan lahir dan batin baik didunia maupun 7. Bagaimanakah pendapat beberapa ahli mengenai rasm Al-Qur’an? 1.3. Tujuan Makalah Sejarah Turunnya Al-Qur’an dan Penulisan Al-Qur’an ini ditulis dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Al-Qur’an dan Ilmu Tafsir, serta sebagai bahan untuk mengetahui: 1. MakalahTentang Rasm Al Qur'an B. Pengertian Rasm Al-Qur'an Rasm al-Quran yang disebut juga rasm utsmani ialah penulisan al-Qur'an oleh para sahabat dengan kaidah khusus yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan bahasa Arab. Kaidah ini teringkas dalam enam kaidah; Al-Hadzf (membuang,menghilangkan, atau meniadakan huruf). Imam Addani terkenal menguasai berbagi disiplin ilmu dari Tafsir, ulumul qur’an hadist, fiqih, Lughoh ,Nahwu, Akan tetapi yang paling dikenal adalah spesialis dalam Bidang Qiroat, Waqaf dan Ibtida, Tajwid dan Ilmu Rasm dan dobt-nya sehingga sampai sekarang nama beliau (Imam Addani dan Muridnya Imam Abu Dawud An-najah diabadikan dalam rujukan penulisan rasm mushaf cetakan Arab Masyriq atau Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an Gedung Bayt Al-Qur`an & Museum Istiqlal Jalan Raya TMII Pintu I Jakarta Timur 13560 Telp: (021) 8416468 - 8416466 Faks: (021) 8416468 Web: lajnah.kemenag.go.id Dikatakan bahwa Ibn al-Mubarak dengan mengutip dari gurunya, Abdullah al-Aziz al-Dabbagh mengatakan kepadanya bahwa para sahabat dan orang lain tidak turut campur sedikit pun dalam penulisan Al-Qur’an. Karena penulisan Al-Qur’an adalah tauqifi, sesuai instruksi dari Nabi yang memerintahkan kepada mereka bentuk tulisan seperti yang dikenal Di Arablah justru Allah telah menjadikan tanah Arab istimewa, Nabi dan Rasul berasal, tempat Al-Qu’an turun dan kibalat umat Islam dalam beribadah. Berbagai Ibrah bisa kita bayangkan dan pelajari hingga menambah wawasan kita dan rasa syukur kita pada Allah. Untuk itulah dengan dibuatnya makalah ini bisa membantu kita dalam berwawasan Keotentikan al-Qur’an. Allah Swt. menegaskan akan senantiasa menjaga atau memelihara kesucian, kemurniaan dan keotentikan kitab suci al-Qur’an. Hal ini dapat telah dijelaskan dalam QS. al-Hijr ayat 9. Sejak diturunkan hingga akhir zaman kelak kemurnian dan kautentikan al-Qur’an akan senantiasa terjaga. Hal ini disebabkan karena kemu membaca Al-Qur‟an dengan rasm Usmani. Dan pendapat ketiga ini lebih moderat dan lebih sesuai dengan kondisi umat. Memang tidak tidak ditemukan nashditemukan nash yang jelas diwajibkan penulisan Al-Qur‟an dengan rasm Usmani. Namun demikian, kesepakatan para penulis Al-Qur‟an dengan rasm usmani harus di indahkan dalam pengertian menjadikannya . BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Rasmul qur’an merupakan salah satu bagian disiplin ilmu alqur’an yang mana di dalamnya mempelajari tentang penulisan Mushaf Al-Qur’an yang dilakukan dengan cara khusus, baik dalam penulisan lafal-lafalnya maupun bentuk-bentuk huruf yang digunakan. Rasimul Qur’an dikenal juga dengan nama Rasm Utsmani. Tulisan al-Quran Utsmani adalah tulisan yang dinisbatkan kepada sayyidina utsman ra. Khalifah ke III. Istilah ini muncul setelah rampungnya penyalinan al-Quran yang dilakukan oleh team yang dibentuk oleh Ustman pada tahun 25H. oleh para Ulama cara penulisan ini biasanya di istilahkan dengan “Rasmul Utsmani’. Yang kemudian dinisbatkan kepada Amirul Mukminin Ustman ra.[16] Para Ulama berbeda pendapat tentang penulisan ini, diantara mereka ada yang berpendapat bahwa tulisan tersebut bersifat taufiqi ketetapan langsung dari Rasulullah, mereka berlandaskan riwayat yang menyatakan bahwa Rasulullah menerangkan kepada salah satu Kuttab juru tulis wahyu yaitu Mu’awiyah tentang tatacara penulisan wahyu. diantara Ulama yang berpegang teguh pada pendapat ini adalah Ibnul al-Mubarak dalam kitabnya “al-Ibriz” yang menukil perkataan gurunya “ Abdul Aziz al-Dibagh”, “bahwa tlisan yang terdapat pada Rasm Utsmani semuanya memiliki rahasia-rahasia dan tidak ada satupun sahabat yang memiliki andil, sepertihalnya diketahui bahwa al-Quran adalh mu’jizat begitupula tulisannya”. Namun disisi lain, ada beberapa ulama yang mengatakan bahwa, Rasmul Ustmani bukanlah tauqifi, tapi hanyalah tatacara penulisan al-Quran saja. Makalah yang kami buat untuk membahas tentang pengertian Rasm Al-Qur’an, dan tentang pendapat rasmul qur’an serta kaitannya dengan qiaraah. Untuk lebih jelasnya pada bab selanjutnya akan dibahas secara terperinci. Apa pengertian rasmul qur’an? Apa pendapat para ulama tentang rasmul qur’an? Bagaimana kaitanya rasmul qur’an dengan qiraah? Makalah ini dimaksudkan agar kita lebih mengerti tentang ilmu al qur’an, khususnya tentang ilmu rasmul qur’an. Dan kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya bagi diri kami sendiri. BAB II PEMBAHASAN I. Pengertian Rasmul Qur’an dari Berbagai Sumber Rasmul Al-Qur’an atau yang lebih dikenal dengan Ar-Rasm Al-Utsmani lil Mushaf penulisan mushaf Utsmani adalah Suatu metode khusus dalam penulisan Al-Qur’an yang di tempuh oleh Zaid bin Tsabit bersama tiga orang Quraisy yang di setujui oleh Utsman.[1] Rasmul al-Qur’an yaitu Penulisan Al-Qur’an yang dilakukan oleh 4 sahabat yang dikepalai oleh Zaid bin Tsabit, dibantu tiga sahabat yaitu Ubay bin Ka’ab, Ali bin Abi Thalib, dan Utsman bin Affan yang dilatar belakangi oleh saran dari Umar bin Khattab kepada Abu Bakar, kemudian keduanya meminta kepada Zaid bin Tsabit selaku penulis wahyu pada zaman Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam untuk mengumpulkan menulis Al-Qur’an karena banyaknya para sahabat dan khususnya 700 penghafal Al-Qur’an syahid pada perang Yamamah.[2] Metode khusus dalam Al-Qur’an yang digunakan oleh 4 sahabat yaitu Zaid bin Tsabit, Ubay ibn Ka’ab, Ali bin Abi Thalib dan Utsman bin Affan bersama disetujui oleh khalifah Utsman. Istilah rasmul Qur’an diartikan sebagai pola penulisan al-Qur’an yang digunakan Ustman bin Affan dan sahabat-sahabatnya ketika menulis dan membukukan Al-Qur’an. Yaitu mushaf yang ditulis oleh panitia empat yang terdiri dari, Mus bin zubair, Said bin Al-Ash, dan Abdurrahman bin Al-harits. Mushaf Utsman ditulis dengan kaidah tertentu. Para ulama meringkas kaidah itu menjadi enam istilah, yaitu 1. Al–Hadzf membuang,menghilangkan,atau meniadakan huruf. Contohnya, menghilangkan huruf alif pada ya’ nida’ يَََآَ يها النا س . 2. Al – Jiyadah penambahan, seperti menambahkan huruf alif setelah wawu atau yang mempunyai hokum jama’ بنوا اسرا ئيل dan menambah alif setelah hamzah marsumah hamzah yang terletak di atas lukisan wawu تالله تفتؤا. 3. Al – Hamzah, Salah satu kaidahnya bahwa apabila hamzah ber-harakat sukun, ditulis dengan huruf ber-harakat yang sebelunya, contoh ائذن . 4. Badal penggantian, seperti alif ditulis dengan wawu sebagai penghormatan pada kata الصلوة. 5. Washal dan fashlpenyambungan dan pemisahan,seperti kata kul yang diiringi dengan kata ma ditulis dengan disambung كلما . 6. Kata yang dapat di baca dua bunyi. Suatu kata yang dapat dibaca dua bunyi,penulisanya disesuaikan dengan salah salah satu bunyinya. Di dalam mushaf ustmani,penulisan kata semacam itu ditulis dengan menghilangkan alif, contohnya,ملك يوم الدين . Ayt ini boleh dibaca dengan menetapkan alifyakni dibaca dua alif, boleh juga dengan hanya menurut bunyi harakatyakni dibaca satu alif. II. Pendapat Para Ulama Tentang Rasmul Qur’an. Para ulama telah berbeda pendapat mengenai status rasmul Al-Qur’an ini. Sebagian dari mereka berpendapat bahwa rasmul qur’an bersifat mana mereka merujuk pada sebuah riwayat yang menginformasikan bahwa nabi pernah berpesan kepada mu’awiyah,salah seorang seketarisnya, “Ambillah tinta, tulislah huruf” dengan qalam pena, rentangkan huruf “baa”, bedakan huruf “siin”, jangan merapatkan lubang huruf “miim”, tulis lafadz “Allah” yang baik, panjangkan lafadz “Ar-Rahman”, dan tulislah lafadz “Ar-Rahim” yang indah kemudian letakkan qalam-mu pada telinga kiri, ia akan selalu mengingat Engkau. Merekapun mengutip pernyataan Ibnu Mubarak “Tidak seujung rambutpun dari huruf Qur’ani yang ditulis oleh seorang sahabat Nabi atau lainnya. Rasm Qur’ani adalah tauqif dari Nabi yakni atas dasar petunjuk dan tuntunan langsung dari Rasulullah SAW. Beliaulah yang menyuruh mereka para sahabat menulis rasm qur’ani itu dalam bentuk yang kita kenal, termasuk tambahan huruf alif dan pengurangannya, untuk kepentingan rahasia yang tidak dapat dijangkau akal fikiran, yaitu rahasia yang dikhususkan Allah bagi kitab-kitab suci lainnya”. Sebagian besar para ulama berpendapat bahwa rasmul qur’an bukan tauqifi,tetapi merupakan kesepakatan cara penulisan yang disetujui oleh ustman dan diterima umat,sehingga wajib diikuti dan di taati siapapun yang menulis alqur’an. Tidak yang boleh menyalahinnya, banyak ulama terkemuka yang menyatakan perlunya konsistensi menggunakan rasmul ustmani. Dengan demikian, kewajiban mengikuti pola penulisan Al Qur’an versi Mushaf Utsmani diperselisihkan para ulama. Ada yang mengatakan wajib, dengan alasan bahwa pola tersebut merupakan petunjuk Nabi tauqifi. Pola itu harus dipertahankan walaupun beberapa di antaranya menyalahi kaidah penulisan yang telah dibakukan. Bahkan Imam Ahmad ibn Hanbal dan Imam Malik berpendapat haram hukumnya menulis Al Qur’an menyalahi rasm Utsmani. Bagaimanpun, pola tersebut sudah merupakan kesepakatan ulama mayoritas jumhur ulama. Ulama yang tidak mengakui rasm Utsmani sebagai rasm tauqifi, berpendapat bahwa tidak ada masalah jika Al Qur’an ditulis dengan pola penulisan standar rasm imla’i. Soal pola penulisan diserahkan kepada pembaca. Kalau pembaca lebih mudah dengan rasm imla’i, ia dapat menulisnya dengan pola tersebut, karena pola penulisan itu hanya simbol pembacaan, dan tidak mempengaruhi makna Al Qur’an. III. Kaitan Rusmul Qur’an Dengan Qira’at Secara etimologi Qiraat adalah jamak dari Qira’ah, yang berarti bacaan’, dan ia adalah masdar verbal noun dari Qara’a. Secara terminologi atau istilah ilmiyah Qiraat adalah salah satu Mazhab aliran pengucapan Qur’an yang dipilih oleh seorang imam qurra’ sebagai suatu mazhab yang berbeda dengan mazhab yang lainya. Qiraat ini ditetapkan berdasarkan sabad-sanadnya sampai kepada Rasulullah. Periode qurra’ ahli / imam qiraat yang mengajarkan bacaan Qur’an kepada orang-orang menurut cara mereka masing-masing adlah dengan berpedoman kepada masa para para sahabat yang terkenal yang mengajarkan qiraat ialah Ubai, Ali, Zaid bin Sabit, Ibn Mas’ud, Abu Musa Al-Asy’ari dan lain-lain. Dari mereka itulah sebagian besar sahabat dan Tabi’in di berbagai negri belajar qira’at yang semuanya bersandar kepada Rasulullah.[3] Sahabat-sahabat nabi terdiri dari beberapa golongan. Tiap-tiap golongan itu mempunya lahjah bunyi suara / sebutan yang berlainan satu sama lain. Memaksa mereka menyebut pembacaan atau membunyikan al-Qur’an dengan lahjah yang tidak mereka biasakan, suatu hal menyukarkan. Maka untuk mewujudkan kemudahan, Allah Yang Maha Bijaksana menurunkan al-Qur’an dengan lahjah-lahjah yang biasa dipakai oleh golongan Quraisy dan oleh golongan-golongan yang lain di tanah Arab. Oleh karna itu menghasilkan bacaan al-Qur’an dalam berbagai rupa atau macam bunyi lahjah. Dan bunyi lahjah yang biasa ditanah Arab ada tujuh macam. Di samping itu ada beberapa lahjah lagi. Sahabt-sahabat nabi menerima al-Qur’an dari nabi menurut lahjah bahasa golonganya. Dan masing-masing mereka meriwayatkan al-Qur’an menurut lahjah mereka sendiri. Sesudah itu munculah segolongan ulama yang serius mendalami ilmu qira’at sehingga mereka menjadi pemuka qira’at yang dipegangi dan dipercayai. Oleh karena mereka semata-mata mendalami qira’at untuk mendakwahkan al-Qur’an pada umatnya sesuai dengan lahjah tadi. Kemudian muncullah qurra-qurra yang kian hari kian banyak. Maka ada diantara mereka yang mempunyai keteguhan tilawahnya, lagi masyhu, mempunyai riwayah dan dirayah dan ada diantara mereka yang hanya mempunyai sesuatu sifat saja dari sifat-sifat tersebut yang menimbulkan perselisihan yang banyak. Untuk menghindarkan umat dari kekeliruan para ulama berusaha menerangkan mana yang hak mana yang batil. Maka segala qira’at yang dapat disesuaikan dengan bahasa arab dan dapat disesuaikan dengan salah satu mushaf Usmani serta sah pula sanadnya dipandang qira’at yang bebas masuk kedalam qira’at tujuh, maupun diterimanya dari imam yang sepuluh ataupun dari yang lain. Meskipun mushaf Utsmani tetap dianggap sebagai satu-satunya mushaf yang dijadikan pegangan bagi umat Islam diseluruh dunia dalam pembacaan Al-Qur’an, namun demikian masih terdapat juga perbedaan dalam pembacaan. Hal ini disebabkan penulisan Al-Qur’an itu sendiri pada waktu itu belum mengenal adanya tanda-tanda titik pada huruf-huruf yang hampir sama dan belum ada baris harakat. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa keberadaan mushaf ustmani yang tidak berharakat dan bertitik ternyata masih membuka peluang untuk membacanya dengan berbagai qira’at. Hal itu di buktikan dengan masih terdapatnya keragaman cara membaca Al-Qur’an. Dengan demikian hubungan rasmul Qur’an dengan Qira’at sangat erat. Karena semakin lengkap petunjuk yang dapat ditangkap semakin sedikit pula kesulitan untuk mengungkap pengertian-pengertian yang terkandung didalam Al-Qur’ mengatasi permasalahan tersebut Abu Aswad Ad-Duali berusaha menghilangkan kesulitan-kesulitan yang sering dialami oleh orang-orang Islam non Arab dalam membaca Al-Qur’an dengan memberikan tanda-tanda yang diperlukan untuk menolong mereka membaca ayat-ayat al-Qur’an dan memahami kandungan ayat-ayat al-Qur’an tersebut. BAB III PENUTUP 1. Rasmul qur’an atau rasmul ustmani adalah tata cara menuliskan Al-qur’an yang ditetapkan pada masa khalifah ustman bin affan dengan kaidah-kaidah tertentu. 2. Sebagian para ulama berpendapat bahwa rasmul qur’an bersifat tauqifi, tapi sebagian besar para ulama berpendapat bahwa rasmul qur’an bukan tauqifi,tetapi merupakan kesepakatan cara penulisan yang disetujui ustman dan diterima umatnya,sehingga wajib wajib diikuti dan di taati siapa pun ketika menulis al-qur’an. Tidak boleh ada yang menyalahinya. 3. Hubungan antara rasmul qur’an dan qira’ah sangat erat sekali Karena semakin lengkap petunjuk yang dapat ditangkap semakin sedikit pula kesulitan untuk mengungkap pengertian-pengertian yang terkandung didalam Al-qur’ yang telah dijelaskan bahwa keberadaan mushaf ustmani yang tidak berharakat dan bertitik ternyata masih membuka peluang untuk membacanya dengan berbagai qira’at. Hal itu di buktikan dengan masih terdapatnya keragaman cara membaca Al-Qur’an. Dari pemaparan kami di atas mungkin banyak kekeliruan atau kesalahan dalam penuliasan,oleh karna itu kami mohon kritik dan sarannya agar kami bisa belajar dan memperbaiki kesalahan kami. Atas kekurangannya kami mohon maaf. DAFTAR PUSTAKA Al-Qaththan, Manna’, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, Jakarta Pustaka Al-Kautsar, Cetakan ketujuh, Februari 2012. Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an / Tafsir. Jakarta Bulan Bintang, Cetakan ketigabelas, Tahun 1990. Khalil, al-Qattan Manna, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Jakarta PT Pustaka Antar Nusa, Tahun 1994 . [1] Syaikh Manna’ Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, Jakarta Pustaka Al-Kautsar, Cetakan ketujuh, Februari 2012, halaman 150. [2] Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an / Tafsir. Jakarta Bulan Bintang, Cetakan ketigabelas, Tahun 1990, halaman 83-86. [3] Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Jakarta PT Pustaka Antar Nusa, Tahun 1994, Cetakan kedua, halaman 247. 75% found this document useful 4 votes6K views6 pagesDescriptionMakalah tentang Rasm Al Quran, Mata Kuliah Ulumul Quran, FIAI Universitas Islam IndragiriOriginal TitleMakalah Ulumul Qur'an Rasm Al Qur'anCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?75% found this document useful 4 votes6K views6 pagesMakalah Ulumul Qur'an Rasm Al Qur'anOriginal TitleMakalah Ulumul Qur'an Rasm Al Qur'anDescriptionMakalah tentang Rasm Al Quran, Mata Kuliah Ulumul Quran, FIAI Universitas Islam IndragiriFull description 100% found this document useful 1 vote512 views19 pagesOriginal TitleMakalah Kelompok 3_Rasm Al-Qur'anCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote512 views19 pagesMakalah Kelompok 3 - Rasm Al-Qur'anOriginal TitleMakalah Kelompok 3_Rasm Al-Qur'anJump to Page You are on page 1of 19 You're Reading a Free Preview Pages 7 to 17 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

makalah rasm al qur an